Hari-hari Idul Fitri, keramaian di masjid-masjid yang ditemui saat awal Ramadhan berpindah ke pusat perbelanjaan. Perburuan lailatul qadar kalah pamor dengan hujan diskon gede-gedean yang ditawarkan di mal-mal. Semua pada sibuk berbelanja. Lebaran udah terlanjur dikaitkan dengan penampilan baju, sepatu, tas, sampe dompet serba baru. Padahal, boleh jadi tradisi pemberian baju baru awalnya hanya sebuah bentuk reward alias penghargaan bagi adek-adek kita yang puasanya penuh. Sayangnya, kian hari bentuk penghargaan ini bergeser menjadi tradisi menyambut Idul Fitri.
Padahal Imam Syafi’i pernah berpesan, “Idul Fitri bukanlah diperuntukkan bagi orang yang mengenakan sesuatu yang serba baru, tetapi dipersembahkan bagi orang yang ketaatannya bertambah”.
Sobat, terkadang kita kebablasan mengekspresikan kebahagiaan menyambut lebaran. Sampe-sampe ngerasa Idul Fitri adalah akhir dari sebuah perjuangan melawan hawa nafsu. Padahal, secara bahasa syawwal artinya peningkatan. Ini berarti, memasuki bulan Syawal seharusnya kualitas ketakwaan kita meningkat seperti pesan Imam Syafii di atas, bukannya malah nge-drop mentang-mentang nggak puasa lagi.
Pasca Ramadhan, setan-setan yang terbelenggu bakal terbebas. Arus budaya Barat bakal kembali menyapa remaja muslim di seluruh penjuru dunia. Gaya hidup hedonis plus pesta pora dijajakan dengan kemasan perayaan Idul Fitri dalam konser-konser musik di berbagai kota. Pergaulan bebas yang sempet direm saat Ramadhan kembali dikampanyekan media massa. Seolah mengajak para aktivis pacaran untuk kembali ke habitat baku syahwatnya. Gaswat kan? Jadi ati-ati ye.
Makanya para shahabat harusnya kita bersedih ketika Ramadhan akan segera berakhir. Seperti sabda Rasulullah saw. sebagaimana dituturkan Ibn Mas’ud: “Sekiranya para hamba (kaum Muslim) mengetahui kebajikan-kebajikan yang dikandung bulan Ramadhan, niscaya umatku mengharapkan Ramadhan terus ada sepanjang tahun.” (HR Abu Ya’la, ath-Thabrani, dan ad-Dailami)
Ketika lebaran hadir, idealnya kita udah menjalani masa karantina yang menggembleng kita untuk menundukkan hawa nafsu dan meningkatkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sehingga bulan Syawal justru menjadi bulan penentuan bagi kita. Sejauh mana kita bisa mempertahankan keberhasilan Ramadhan. Masihkah kita mampu menjaga lifetime battery akidah kita hingga memasuki masa charge di Ramadhan yang akan datang.
Sobat, terkadang kita kebablasan mengekspresikan kebahagiaan menyambut lebaran. Sampe-sampe ngerasa Idul Fitri adalah akhir dari sebuah perjuangan melawan hawa nafsu. Padahal, secara bahasa syawwal artinya peningkatan. Ini berarti, memasuki bulan Syawal seharusnya kualitas ketakwaan kita meningkat seperti pesan Imam Syafii di atas, bukannya malah nge-drop mentang-mentang nggak puasa lagi.
Pasca Ramadhan, setan-setan yang terbelenggu bakal terbebas. Arus budaya Barat bakal kembali menyapa remaja muslim di seluruh penjuru dunia. Gaya hidup hedonis plus pesta pora dijajakan dengan kemasan perayaan Idul Fitri dalam konser-konser musik di berbagai kota. Pergaulan bebas yang sempet direm saat Ramadhan kembali dikampanyekan media massa. Seolah mengajak para aktivis pacaran untuk kembali ke habitat baku syahwatnya. Gaswat kan? Jadi ati-ati ye.
Makanya para shahabat harusnya kita bersedih ketika Ramadhan akan segera berakhir. Seperti sabda Rasulullah saw. sebagaimana dituturkan Ibn Mas’ud: “Sekiranya para hamba (kaum Muslim) mengetahui kebajikan-kebajikan yang dikandung bulan Ramadhan, niscaya umatku mengharapkan Ramadhan terus ada sepanjang tahun.” (HR Abu Ya’la, ath-Thabrani, dan ad-Dailami)
Ketika lebaran hadir, idealnya kita udah menjalani masa karantina yang menggembleng kita untuk menundukkan hawa nafsu dan meningkatkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sehingga bulan Syawal justru menjadi bulan penentuan bagi kita. Sejauh mana kita bisa mempertahankan keberhasilan Ramadhan. Masihkah kita mampu menjaga lifetime battery akidah kita hingga memasuki masa charge di Ramadhan yang akan datang.
7 komentar
Apakahg kita masih dapat bertemu dengan ramadhan yang akan datang????
minal aidzin wal faidzin sob,,,
mohon maaf lahir dan bathin...
minal aidzin wal fa idzin...
salam kenal ya...
Belantara Indonesia dan seluruh kru mengucapkan selamat hari raya lebaran mas..
Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Ja'alanallahu Minal 'Aidin Wal Faizin Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan
minal aidzin wal faidzin ,,,
mohon maaf lahir dan bathin...kawan...
sudah hadir sob :)) mohon maaf lahir batin yaaa
semoga saja kita dapat berjumpa kembali dengan ramadhan yang akan datang ... minal aidin wal faidzin sobat.....
moga kita sempat berjumpa ramadhan berikutnya....amin allahuma amin
Posting Komentar
Jangan Lupa KLIK Google+