Generasi Digital, Cuek Lingkungan?

Kamis, 22 April 2010


Kalo kamu mengaku sebagai remaja yang engga gaptek alias gagap teknologi, pasti istilah Yahoo! Mesengger, Friendster, Facebook, YouTube bahkan curhat online via blogspot atau multiply bukan hal yang asing bagi kalian, bahkan jadi ’santapan wajib’ sehari-hari.

Sebagai anak muda yang hidup di era digital, tak salah jika kita sering disebut sebagai generasi digital. Begitu senangnya kita dimanjakan dengan teknologi, seperti asiknya browsing internet dimanapun dengan mengandalkan Wi-Fi, bahkan ngobrol dengan teman via chatting pun bisa dilakukan dimana saja dengan fasilitas 3G di ponselmu. Lalu, benar engga sih teknologi yang semakin canggih justru merubah anak muda sekarang jadi apatis alias cuek terhadap lingkungan?

Pasti kamu pernah dong mendapat teguran dari orang tuamu yang mengingatkan tentang membengkaknya tagihan telepon karena kamu hampir tiap hari main internet. Tak jarang kamu pun selalu absen saat kumpul atau makan malam bersama keluarga karena lebih memilih mengunci diri di kamar, menikmati asiknya berselancar ke dunia maya. Bila teguran orang tua tak lagi mempan, orang tua pun melakukan tindakan keras dengan pencabutan fasilitas internet ataupun ponsel. Hal ini tentu saja mau tak mau harus kamu terima.

Seperti dikutip dari majalah Time (19/3/2008) menyebutkan bahwa stimulasi penggunaan teknologi seperti internet yang terus menerus pada anak-anak cenderung akan membentuk kepribadian yang tidak peka atau acuh terhadap lingkungan saat mereka dewasa nanti. Inilah yang kemudian menjadi kekhawatiran orang tua terhadap generasi melek teknologi (generasi digital). Kita sebagai anak muda pun menganggap orang tua terlalu kolot dan tak bisa memahami dunia kita. Padahal wajar saja jika orang tua menjadi cemas, apalagi bila kualitas hubungan antara anak dengan orang tua sudah menuju ke titik kritis.

Nah, sebagai generasi muda yang smart dan beretika, tentu kamu harus bisa memadukan perbedaan pandangan dan kepentingan yang terjadi antara kamu dengan orangtuamu. Dan karena tak mungkin kita menuntut orang lain (dalam hal ini orang tua) untuk bisa berubah dan memahami kita, maka baiknya kita memulai dari diri sendiri dulu untuk bisa berubah, baik dari cara berpikir maupun bersikap. So, berikut ini beberapa poin perubahan yang bisa kamu lakukan:

1. Sadari dan pahami bahwa mereka (orang tua) berasal dari dunia yang berbeda dengan dunia kita
Sama seperti keheranan mereka melihat kamu yang bisa begitu cueknya kalo sudah berhadapan dengan komputer, begitu juga kamu yang tak perlu heran kalo mereka sangat menyukai lagu keroncong yang hanya bikin kamu terkantuk-kantuk mendengarnya.

2. Luangkan waktu bersama keluarga
Jangan lupa bila dalam keluarga, kamu masih ada dalam tanggung jawab orangtua. Hargai perhatian orangtua yang begitu besar terhadap kamu. Dengan meluangkan waktu walau sesibuk apapun, setidaknya itu menunjukkan perhatian kamu terhadap keluarga.

3. Jadilah pelajar yang baik dan bertanggungjawab
Mencari referensi tugas kuliah atau sekolah via internet seharusnya tak menjadikan alasan untuk kamu berlama-lama di depan komputer tanpa tujuan. Ingat, orangtuamu yang mungkin buta internet memberimu fasilitas internet di rumah, karena mereka percaya kamu tidak akan menyalahgunakan fasilitas yang sudah mereka sediakan untukmu. Jadi, bertanggungjawablah sebagai pelajar yang baik dan jangan sia-siakan kepercayaan mereka.

4. Ajak orangtua gaul internet
Ikutsertakan orangtua ke dalam aktivitasmu di dunia maya, tentu saja ini akan meningkatkan kepercayaan mereka terhadapmu serta menunjukkan bahwa kamu mengasihi dan menghargai mereka. Pasti kamu juga akan lebih suka kalau punya orangtua yang ‘gaul’ kan?

0 komentar

Posting Komentar

Jangan Lupa KLIK Google+

Pengikut