Konseling KRR merupakan suatu bentuk komunikasi dua arah yang dilakukan antara dua pihak. pihak pertama adalahkonselor, membantu pihak lainnya yaitu klien dalam memecahkan masalah kesehatan reproduksi remaja yang dihadapinya.
Tujuan Konseling KRR
Konseling KRR bertujuan untuk membantu Kliennya dengan menggali kondisi dan permasalahan klien serta memberikan informasi KRR yang tepat dan benar, agar klien mampu dan mengenali serta memahami kondisi dan permasalahan KRR yang sedang dihadapinya, sehingga klien mampu mengambil keputusan dalam memecahkan permasalahannya.
Kemampuan atau Ketrampilan yang harus dimiliki oleh Konselor
Seorang konselor seharusnya :
Mampu menjadi Pemdengar yang aktif
Agar konselor mampu menjadi pendengar yang aktif maka diharapkan konselor dapat :
- Menerima klien apa adanya, tanpa harus menilai
- Melakukan Observasi
- Melakukan empati
- Melakukan Refleks
Mampu Bersikap Atentif
Selama percakapan berlangsung konselor diharapkan dapat bersikap atentif yaitu dengan menunjukkan minat dan perhatian pada klien misalnya, menyapa/melayani klien dengan sopan, melakukan kontak mata dengan klien, sikap tubuh saat bercakap-cakap dengan klien agak condong kedepan, memberikan senyuman pada saat yang tepat tidak cemberut atau senyum terus. tidak memotong pembicaraan, tidak melakukan pembicaraan lain saat pembicaraan sedang berlangsung.
Menggunakan Tehnik Bertanya yang Tepat
Dalam percakapan konseling konselor diharapkan dapat menggunakan tehnik yang tepat, yaitu lebih banyak menggunakan terbuka dari pada pertanyaan tertutup :
- Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban yang singkat atau bisa dijawab dengan ya dan tidak, biasanya digunakan pada awal percakapan untuk menggali informasi dasar atau identitas klien, misal : "Sudah pernah pacaran?" atau "Berapa usiamu?" dsb.
- Pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan yang dapat mendorong klien untuk bercerita lebih panjang sambil mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya, misalnya ; "Apa yang kamu ketahui tentang pubertas?", "Bagaimana perasaanmu waktu kamu pertama kali datang kerumah pacar?"
Mampu memberikan informasi yang jelas dan benar sesuai dengan kebutuhan klien khususnya tentang Kesehatan Reproduksi Remaja.
Dasar Konselor KRR
Konselor KRR atau petugas yang akan melakukan konseling KRR (Petugas konseling) diharapkan memiliki latar belakang sebagai berikut :
- Memiliki pengalaman dalam kegiatan-kegiatan KRR
- Memiliki minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien
- Terbuka terhadap pendapat orang lain, fleksibel/luwes dalam komunikasi
- Menghargai dan menghormati klien
- Peka terhadap perasaan orang lain
- Jujur dan dipercaya dan mampu memegang rasa
Langkah-langkah Konseling
Persiapan
Sebelum pertemuan konseling dilaksanakan, konselor melakukan persiapan-persiapan sebagai berikut :
- Menyiapkan diri baik secara mental psikologis agar konselor tidak terpengaruh oleh emosi tau masalah pribadi yang dapat mengganggu konsentrasi/proses konseling
- Mengatur dan menata tempat konseling sesuai dengan persyaratan yaitu, nyaman, tidak bising, aman, terjamin privacinya dan tenang.
- Menyiapkan alat bantu agar mempermudah dalam memberikan penjelasan tentang KRR, alat bantu dapat berupa Leaflet, lembar balik, alat peraga, gambar , dll.
- Ucapkan salam untuk menyambut kedatangannya
- Mempersilahkan klien duduk
- Perkenalkan diri anda
- Tanyakan pada klien tentang maksud kedatangannya
- Kemudian dapat ditunjukan dengan menanyakan lebih jauh tentang permasalahan yang dihadapi
- Berikan informasi yang tepat dan benar dengan bahasa yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti
- Berikan beberapa alternatif jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi klien
- Dorong dan bantu klien agar mampu menentukan jalan keluar atas permasalahan yang dihadapinya, sehingga klien mampu mengambil keputusan yang tepat.
- Bila klien tampaknya sudah puas dengan pertemuan konseling tersebut maka ucapkan salam penutup.
- Bila klien merasa belum mampu mengambil keputusan, tawarkan untuk berdiskusi lagi dalam pertemuan berikutnya.
Saat-saat yang sulit yang dapat ditemui dalam konseling antara lain :
- Bila klien menangis
- Klien pasif dan diam
- klien menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi
- Klien meminta konselor untuk mengambil keputusan
- Konselor tidak mampu menjawab pertanyaan klien
- Konselor tidak menemukan alternatif jalan keluar
- Konselor dan klien sudah saling mengenal dengan baik
Bila klien menangis
- Jangan menduga-duga apa yang menyebabkan klien menangis
- Biarkan klien menangis beberapa saat
- Bila klien terus menangis, katakan bahwa menangis tidak apa-apa. Hal ini akan membuat bahwa klien diperbolehkan untuk mengemukakan alasannya mengapa ia menangis. kemudian tanyakan dengan hati-hati alasannya
- Bila klien tetap saja menangis maka berilah klien untuk menumpahkan emosinya. mengeluarkan beban dan ganjalan-ganjalan melalui tangisannya
Bila Klien Pasif dan Diam
- Bila pada awal pertemuan klien diam saja maka tataplah klien dengan sopan, gunakan bahasa tubuh yang menunjukkan simpati dan minat, dan katakan bahwa konselor mengerti bahwa klien sulit atau kawatir untuk mengemukakan atau memulai percakapan. Biasanya hal tersebut terjadi pada klien yang masih baru.
- Bila pada saat-saat selanjutnya klien tetap diam, maka sebenarnya hal ini merupakan sesuatu yang wajar, karena kemungkinan klien sedang berpikir atau mencari kata-kata agar dapat mengutarakan perasaan dan pikirannya
- Bila klien cenderung menanyakan hal-hal yang sifatnya pribadi maka usahakan untuk berbicara pribadi anda
- Bila klien terus mendesak menanyakan dan mengorek pribadi anda, katakan dengan sopan bahwa hal tersebut tidak perlu diketahui orang lain
- Bila klien memaksa konselor untuk mengambil keputusan katakan bahwa konselor telah mengemukakan beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk mengambil keputusan
- Selanjutnya katakan bahwa yang akan melaksanakan keputusan nantinya adalah klien, jadi klienlah yang lebih memahami kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi bila keputusan tersebut dilaksanakan. karena itu klienlah yang harus mengambil keputusan.
- Katakan dengan jujur dan terbuka bahwa konselor betul-betul tidak mengetahui jawabannya
- Upayakan bersama klien untuk mencari jalan keluar
- carilah dan tunjukkan sumber yang dapat dirujuk atau referensi-referensi lainnya yang dapat dimanfaatkan
- Upayakan agar semua keluhan klien dapat diterima
- Diskusikan dengan pihak lain yang mampu membantu menemukan solusinya
- Tunda pertemuan, sambil berupaya untuk menemukan jalan keluar
- Tunjukkan dan yakinkan pada klien bahwa konselor akan tetap menjaga kerahasiaan klien
- Bila klien mengijinkan, aturlah pertemuan dengan konselor lain
- tetap bersikap profesional denganmemperlakukan klien sama dengan klien yang lain
0 komentar
Posting Komentar
Jangan Lupa KLIK Google+