Jika anda seorang bapak atau ibu, maka anda harus lebih hati-hati dalam menjaga putra-putri anda. Hasil penelitian tentang pergaulan remaja Indonesia terakhir sangat mengejutkan dan semakin membuat kita cemas.
Sebagai Orang Tua tentu sungguh sangat khawatir jika melihat fakta-fakta mengejutkan yang mengungkap begitu maraknya jumlah remaja yang pernah melakukan Seks bebas. Kejadian ini menimpa remaja -lemaja yang justru masih sekola SMP dan SMA yang bukan hanya keberadaannya di kota – kota besar saja melainkan sudah sampai ke pelosok desa. Bahkan ini menerpa di salah satu sekolah di daerah saya, baik di SMP maupun Di SMA, belum lama ini (akhir 2008).
(tribun-timur.com) – Sabtu, 20 Desember 2008 mengupas : Sungguh mengejutkan apa yang diumumkan BKKBN. Berdasarkan survei, 63% remaja SMP dan SMA di Indonesia pernah berhubungan seks. Sebanyak 21% Di antaranya melakukan aborsi.
Menurut Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN, M Masri Muadz, data itu merupakan hasil survei oleh sebuah lembaga survai yang mengambil sampel di 33 provinsi di Indonesia pada 2008.
Angka ini naik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan penelitian 2005-2006 di kota-kota besar mulai Jabotabek, Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar, ditemukan sekitar 47% hingga 54 % remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum nikah.
“Perilaku seks bebas remaja saat ini sudah cukup parah. Peranan agama dan keluarga sangat penting mengantisipasi perilaku remaja tersebut,” kata Masri pada Peluncuran Layanan SMS Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja di Serang, Banten, Jumat (19/12).
Dengan perilaku buruk itu, data BKKBN melansir, para remaja rentan risiko gangguan kesehatan seperti penyakit HIV/AIDS, penggunaan narkoba, serta penyakit lainnya. Data gaya hidup “ngesek pranikah” ini sekaligus mengkonfirmasikan data dari departemen kesehatan per September 2008. Data menyebutkan, dari 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS 54 % adalah remaja.
Oleh karena itu, BKKBN memandang penting keberadaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR) yang diharapkan mampu menjawab permasalahan kesehatan reproduksi remaja. PIK KRR juga dapat menjadi sarana remaja berkonsultasi mengembangkan kemauan dan kemampuan positifnya.
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, berdasarkan laporan BKKBN Provinsi Banten, ada 25 titik layanan PIK KRR. “Setiap remaja di Banten yang ingin berkonsultasi, bisa melalui SMS ke pusat konseling yang ada di 125 titik ke nomor yang telah disediakan,” ujarnya.
Binalah keluarga anda dengan agama dengan baik, sehingga harapan untuk menghindari pergaulan bebas atau free seks dapat terwujudkan.
Sebagai Orang Tua tentu sungguh sangat khawatir jika melihat fakta-fakta mengejutkan yang mengungkap begitu maraknya jumlah remaja yang pernah melakukan Seks bebas. Kejadian ini menimpa remaja -lemaja yang justru masih sekola SMP dan SMA yang bukan hanya keberadaannya di kota – kota besar saja melainkan sudah sampai ke pelosok desa. Bahkan ini menerpa di salah satu sekolah di daerah saya, baik di SMP maupun Di SMA, belum lama ini (akhir 2008).
(tribun-timur.com) – Sabtu, 20 Desember 2008 mengupas : Sungguh mengejutkan apa yang diumumkan BKKBN. Berdasarkan survei, 63% remaja SMP dan SMA di Indonesia pernah berhubungan seks. Sebanyak 21% Di antaranya melakukan aborsi.
Menurut Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN, M Masri Muadz, data itu merupakan hasil survei oleh sebuah lembaga survai yang mengambil sampel di 33 provinsi di Indonesia pada 2008.
Angka ini naik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan penelitian 2005-2006 di kota-kota besar mulai Jabotabek, Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar, ditemukan sekitar 47% hingga 54 % remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum nikah.
“Perilaku seks bebas remaja saat ini sudah cukup parah. Peranan agama dan keluarga sangat penting mengantisipasi perilaku remaja tersebut,” kata Masri pada Peluncuran Layanan SMS Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja di Serang, Banten, Jumat (19/12).
Dengan perilaku buruk itu, data BKKBN melansir, para remaja rentan risiko gangguan kesehatan seperti penyakit HIV/AIDS, penggunaan narkoba, serta penyakit lainnya. Data gaya hidup “ngesek pranikah” ini sekaligus mengkonfirmasikan data dari departemen kesehatan per September 2008. Data menyebutkan, dari 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS 54 % adalah remaja.
Oleh karena itu, BKKBN memandang penting keberadaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR) yang diharapkan mampu menjawab permasalahan kesehatan reproduksi remaja. PIK KRR juga dapat menjadi sarana remaja berkonsultasi mengembangkan kemauan dan kemampuan positifnya.
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, berdasarkan laporan BKKBN Provinsi Banten, ada 25 titik layanan PIK KRR. “Setiap remaja di Banten yang ingin berkonsultasi, bisa melalui SMS ke pusat konseling yang ada di 125 titik ke nomor yang telah disediakan,” ujarnya.
Binalah keluarga anda dengan agama dengan baik, sehingga harapan untuk menghindari pergaulan bebas atau free seks dapat terwujudkan.
2 komentar
wah...wah...wah
berita yang begitu mengejutkan dunia persilatan... eh salah dunia remaja indonesia...
beginikah moral bangsa timur yang dinilai santun
Wah harus lebih ahti hati nih.... semoga yang mudah2 lebih bisa mengontrol diri... sob
Posting Komentar
Jangan Lupa KLIK Google+