Sebuah studi baru menunjukkan bahwa Tayangan Yang Mengandung Unsur Seksual di Televisi mempunyai hubungan erat dengan kehamilan dini di usia remaja.
Para peneliti dari organisasi non-profit menemukan bahwa para remaja dengan akses yang tinggi ke TV yang menyiarkan tayangan berunsur seksual mempunyai peluang 2 kali lebih besar untuk hamil atau menghamili daripada remaja yang kurang menyaksikan tayangan ini selama 3 tahun. Ini adalah studi pertama yang mendemonstrasikan hubungan ini.
Pesan penting dari PIK Remaja Al-Hikmah yaitu harus ada lebih banyak lagi dialog mengenai sex di media, khususnya antara orangtua dan anak-anak mereka.
Para peneliti dari organisasi non-profit menemukan bahwa para remaja dengan akses yang tinggi ke TV yang menyiarkan tayangan berunsur seksual mempunyai peluang 2 kali lebih besar untuk hamil atau menghamili daripada remaja yang kurang menyaksikan tayangan ini selama 3 tahun. Ini adalah studi pertama yang mendemonstrasikan hubungan ini.
Pesan penting dari PIK Remaja Al-Hikmah yaitu harus ada lebih banyak lagi dialog mengenai sex di media, khususnya antara orangtua dan anak-anak mereka.
- Kami tahu orangtua sibuk, tetapi seharusnya mereka punya waktu untuk duduk dan menonton bersama dengan anak mereka yang sudah remaja, berbicara mengenai tokoh, mengenai hal yang baru mereka saksikan, dan menjadikan itu sebagai momen untuk mengajar.
- Kita tahu jika anak menonton TV lebih dari satu jam per hari, dengan adanya tayangan yang mengandung unsur seksual setiap 10 menit, berarti mereka melihat adegan seksual yang cukup banyak.
Dengan adanya penemuan ini, PIK Remaja Al-Hikmah berharap bisa mencegah kehamilan di usia muda. Anak-anak seharusnya lebih fokus pada media tulisan daripada TeleVisi.
Studi ini juga menunjukkan bahwa hidup dengan kedua orangtua memperkecil kemungkinan hamil di usia muda.Hubungan yang kuat antara tayangan yang mempunyai unsur seksual dengan kehamilan remaja tidak mengejutkan, sangat penting bagi orangtua dan para pembimbing untuk mengajarkan kepada anak mereka mengenai topik seksual dan moral serta nilai-nilai. Akan tetapi mereka tidak bisa mencegah sepenuhnya, karena anak-anak dapat mengakses tayangan seperti ini di rumah temannya atau di internet.
Para ahli mengatakan bahwa TV jarang mengekspose risiko sex dan sering kali tidak menyebutkan alat kontrasepsi. Tetapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa tayangan yang menawarkan dampak negatif sex, seperti penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan, bisa menjadi tayangan yang mendidik bagi siswa.
7 komentar
benar sekali, saya paling jijik liat sinetron di kita, gada pelajaran yg bs didapat, hanya ttg perebutan harta, perkelahian, benci sama orang", apaan tuh ? sinetron kita harusnya produsernya jgn orang" India, pasti ceritanya tentang harta tahta wanita ck ck ck
memang kenakalan remaja dilihat dari tayangan televisi yang semakin menurunkan potensi dari ramaja itu sendiri
Oempak@: Yupz benar juga tuch, emang semua sinetron di Indonesia kisah ceritanya mirip semua, banyak memunculkan kejahatan, kekerasan yang tidak mendidik
Grosir@:Mungkin demi kualitas tayangan televisi di Indonesia perlu peran serta dari pemerintah kita
yang membuat sinetron butuhnya cuman uang, yang main sinetron butuhnya cuman uang, yang nonton sinetron tidak punya uang. Klop sudah. Dan semua jadi semakin tidak produktif.
Tyangan Di Tv ternyata juga punya efeknyanya ya buat remaja..
terutama remaja desa, yang langsung memakan mentah2 tayangan tersebut.
makanya gak usah punya TV sob.
Posting Komentar
Jangan Lupa KLIK Google+