Ramadhan Merupakan Ajang Asah Kepribadian Bagi Remaja

Jumat, 13 Agustus 2010

Alhamdulillahirrobil'alamin... Ramadhan datang lagi...

BERPUASA selama bulan Ramadan punya konsekuensi bahwa kita akan mengalami pembentukan pribadi yang taat dalam beragama, sekaligus pribadi yang tangguh dan toleran dalam pergaulan. Bulan Ramadan baru telah  menyapa. Suasana kehidupan di Indonesia seakan telah tersulap pelan-pelan. Terdengar ceramah tentang keutamaan puasa dimana-mana. Di masjid, di sekolah, di kampus, di kantor, bahkan di lapangan terbuka. Wajah tayangan televisi ikut-ikutan berubah menjadi relijius: sinetron-sinetron yang biasanya mengumbar kisah perselingkuhan jadi berkisah soal pertaubatan, artis-artis yang biasa pakai baju terbuka jadi pakai kerudung (kwkwk...semoga sesudah romadon juga dipertahankan). Jam kantor atau jam sekolah pun dipotong jadi lebih pendek.


Sebagaimana diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, Rasulullah SAW besabda bahwa bulan Ramadan adalah bulan keberkahan dimana Allah SWT mengunjungi manusia dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan doa. Tentunya, hal itu merupakan motivasi yang sangat besar dalam mengatasi alasan apa pun yang dapat menjadi hambatan dalam pembentukan pribadi yang taat dalam beragama.


Selama sebulan kita belajar untuk mengerti haus dan lapar, bukan sekadar dalam arti harfiah melainkan menyelami dasar filosofinya sebagai upaya mendisiplinkan diri untuk menaati segala perintah dan menjauhi larangan agama. Berangkat dari latihan fisik ini kita menuju pada kemampuan untuk menahan hawa nafsu dengan menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat dan mengurangi hikmah puasa. Kita pun akan berlatih untuk tidak menuruti nafsu gila belanja, menonton hal-hal yang tidak pantas, marah-marah dengan mengeluarkan sumpah serapah. Dengan demikian maka kita pun mengalami proses pembentukan pribadi yang terkontrol dan mawas diri. Mawas diri bagi remaja merupakan kunci ukuran kacamata paradigma untuk melihat segala aspek kehidupan.


Ukuran kaca mata inilah yang bisa menciptakan keterbatasan- keterbatasan sehingga kita larut dalam kesedihan, rasa rendah diri, bahkan keputusasaan menjalani hidup. Sebaliknya, ukuran kaca mata yang baik justru kan menumbuhkan keyakinan untuk sukses dan membakar gelora perjuangan meraih kesuksesan itu. Proses pembentukan pribadi yang mawas diri di bulan Ramadan akan semakin mengkristalkan keyakinan meraih sukses karena bulan Ramadan juga menjadi momentum yang sangat tepat buat mengevaluasi diri.


Merenungkan langkah-langkah yang selama ini telah kita tempuh. Terlebih lagi jika evaluasi diri ini dibarengi dengan banyaknya panjatan doa yang pada bulan penuh rahmat ini niscaya akan dikabulkan oleh Allah. Maka kita pun mempertajam mata hati sekaligus “mengepaskan” ukuran kaca mata paradigma sehingga kita bisa “terlahir kembali” sebagai sosok yang lebih baik. Semakin gaul Bulan puasa bukan cuma punya aspek transendental membentuk kita sebagai remaja yang semakin taat beragama. Lebih penting lagi, bulan puasa pun punya aspek kemanusiaan.


Selama menjalankan ibadah dalam waktu sebulan ini juga menempa pribadi kita biar makin kuat sebagai pribadi sekaligus tangguh dalam pergaulan. Selama Ramadan, pastinya tidak semua orang di sekeliling kita menjalankan ibadah puasa. Beberapa teman yang berbeda keyakinan akan tetap memiliki hak seutuhnya untuk makan dan minum di siang hari. Hmm...., ini bisa jadi godaan yang sangat besar. Melihat es kelapa muda di tengah hari pasti akan menggedor rasa dahaga meskipun pada hari-hari biasa minuman itu sama sekali tidak menggugah selera.

Tapi inilah latihan kita untuk menjadi remaja yang lebih beretika. Selain menguatkan iman, tetap menghormati teman dan sahabat yang tidak berpuasa, membentuk watak kita akan menjadi lebih toleran dalam pergaulan. Lagi pula, menikmati minuman segar di kala beduk Magrib berbunyi pasti akan lebih nikmat, kan? Selain makan dan minum, selama puasa yang wajib menahan rasa marah. Agak susah sih memang, menahan rasa dongkol atau jengkel yang tidak diungkapkan. Namun setiap kali rasa kecewa datang, sebaiknya buru-buru kita mengatur nafas supaya lebih rileks.

Mengungkapkan perasaan memang melegakan, tapi harus pintar-pintar mengungkapkannya. Jangan sampai perasaan negatif yang kita ungkapkan justru menyulut pertengkaran atau malah merusak hubungan pertemanan. Sekalipun jengkel sampai ke leher, sebaiknya gaya bicara kita tetap cool. Dengan begitu, bisa jadi lawan bicara kita malah simpatik dan luluh. Latihan lain yang membentuk kita menjadi remaja yang lebih gaul adalah bagaimana selama puasa kita selalu menahan diri dari gossip. Dunia remaja memang dunia yang penuh cerita, tapi ceritacerita yang positif tentu akan lebih bermanfaat.

Daya tahan untuk tidak menggosip nantinya juga akan membiasakan otak bekerja secara positif. Jika kita selalu berpikir dan berbicara dari perspektif positif, tentu kita akan jadi orang yang easy going memandang masalah. Remaja yang tidak suntuk larut dalam masalah pasti akan terlihat periang dan asyik. Kalau sudah begini akan semakin banyak orang yang senang berteman dengan kita. Sebab, mana ada teman yang tidak suka dengan orang yang selalu bicara dari sisi baik dan melahirkan optimisme. Jadi, puasa di bulan Ramadan semacam kursus kepribadian buat kita para remaja.

Dengan puasa ramadhan ini kita jadi bisa lebih leluasa bahwa sebagai remaja mampu bergerak maju menjadi pribadi yang berkualitas dalam beragama maupun bergaul. Mengutip omongan Sean Covey dalam buku best seller dunianya, The 7 Habits of Highly Effective Teens, “Kalau kamu bisa membayangkan, Allah menghendaki kamu menjadi orang seperti apa, maka kamu akan bangkit dan takkan pernah sama lagi”.

Maka kembali pada bulan Ramadhan ini kita kembali pada titik nol, saat yang sangat pas buat kita bangkit untuk terlahir kembali menjadi remaja yang lebih berkualitas.

24 komentar

Ka Damar mengatakan...

Yuk serbu konten ramadhan

sofilmendo mengatakan...

haha..mantap bro infonya.

Muhammad Chandra mengatakan...

sepertinya bulan ramadhan ini membahas tentang bulan puasa ya bro..??
:mantab...
lanjutkan...

Unknown mengatakan...

kembali dengan artikel yang mantab untuk di baca kawann... lanjutkan..

Blogger mengatakan...

bulan ramadhan memang menjadi bulan yg dinantikan untuk memperbaiki diri agar lebih baik dimasa² yang akan datang...
Sukses Slalu!

BRI Jakarta Veteran mengatakan...

setuju sahabat di bulan Ramadhan kita melatih diri untuk dapat mengendalikan hawa nafsu sehingga kedepan kita dapat menjadi pribadi yang lebih tangguh dan berkualitas dalam Agama mapun dalam pergaulan. Salam

Unknown mengatakan...

subhanallah mudah2an kita semua mendapatkan pahala yang bel;impah di bulan ini ... amien..

btw saya punya kontes kecil2an nih, berhadiah modem hehehe ..... read more

Belajar ilmu komputer mengatakan...

nice post

admin mengatakan...

@All : Taqoballahu Minna Wa Minkum, Mohon mahaf lahir batin. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

aa yuda mengatakan...

Mengutip pembicaraan diatas " Tapi inilah latihan kita untuk menjadi remaja yang lebih beretika" :Bener.. Ramadlan bisa menjadikan kita (terutama remaja) menjadi lebih baik lagi sikap dan kepribadiannya.. disisi lain di bulan romadlon ini harus diisi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat tuh.. misalnya pesantren kilat...tadarusan dsb..

anggar berkawand mengatakan...

Bila kata merangkai dusta..
Bila langkah membekas lara…
Bila hati penuh prasangka…
Dan bila Ada langkah yang menoreh luka.Mohon bukakan pintu maaf…
MARHABAN YAA RAMADHAN...

SALAM BERKAWAND ,,,,..

Ka Damar mengatakan...

kadang aku kecewa sama remaja yg masih ngrokok di bulan puasa, siang2 T_*

Rumah Imajinasi mengatakan...

benar, kita harus menghoarmati tmn atau shbt yang tidk berpuasa...
thx infony...

Blogger Wonosobo.Com mengatakan...

berkunjung ketempat sahabat,,,,marhaban yaa aramadhan........... by.ooNd

Eka mengatakan...

Bulan Ramadhan sebaiknya diisi dengan perbuatan yang menuju kebaikan. Mengevaluasi diri atas segala sikap perbuata kita, bertirakat dengan menahan segala nafsu duniawi. Dengan penuh mengharap keridhoan dari Allah.
Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, semoga amal yang kita lakukan selama satu bulan penuh bisa diridhoi Allah. Amin.

Anonim mengatakan...

salam kenal mas..
bulan ramadhan mari kita jadikan momen untuk memperbaiki diri agar lebih baik lagi

Rastia Blog mengatakan...

mari jadikan bulan yg penuh hikmah untuk koreksi diri sendiri, semoga kita diberkahi allah..
lam kenal mas

Ibnu(dunia-klue) mengatakan...

JAdikan Bulan Ramdhan ini sebagai ajang keimanan,tali silaturahmi,jadikan diri ini menjadi lebih baik pada bulan yang penuh berkah yaitu pada Bulan Ramadhan

xden's blog mengatakan...

bener banget..
ane sangat setuju ama post ini...

Unknown mengatakan...

ramadhan bulan yg penuh rahmat ini.. sgt bagus sekali kalo kita dpt memanfaatknya sebaik mungkin.. krn cuma ada waktu 30 hari.. jd mari kita maksimal-kan !!!..

btw

betul..Menu Horizontal Drop-Down (MHD2) akan mempercantik tampilan blog.. tenang sj gk akan memperberat loding blog MHD2 ini.. :) buktikan sj dg klik DEMO-nya..

marsmaster mengatakan...

Keren sob, ceritanya seru tapi kepanjangan, Q lagi males baca nih... lain kali ja... tapi ceritanya keren sob...

Alam Nur Ikhlas mengatakan...

Panjang lebar. mana tulisannya abu-abu lagi. ribet bacanya. tapi tetap baca!!

intuisiblog.com mengatakan...

mantab sekali artikelnya, sob

Anonim mengatakan...

Perkataan yg indah adlh ALLAH
Lagu yg merdu adlh ADZAN
Media yg terbaik adlh AL QURAN
Senam yg sehat adlh SHALAT
Diet yg sempurna adlh PUASA
Kebersihan yg menyegarkan adlh WUDHU
Perjalanan yg indah adlh HAJI
Khayalan yg baik adlh ingat akan DOSA&TAUBAT

Posting Komentar

Jangan Lupa KLIK Google+

Pengikut